Pada Masa Adven, banyak keluarga memasang
Lingkaran Adven di rumah mereka.
Selain hiasan-hiasannya yang tampak semarak serta
membangkitkan semangat, ada banyak sekali lambang
yang terkandung di dalamnya, yang belum
diketahui banyak orang.
Lingkaran Adven di rumah mereka.
Selain hiasan-hiasannya yang tampak semarak serta
membangkitkan semangat, ada banyak sekali lambang
yang terkandung di dalamnya, yang belum
diketahui banyak orang.
Pertama, karangan tersebut selalu berbentuk lingkaran.
Karena lingkaran tidak mempunyai awal dan tidak
mempunyai akhir, maka lingkaran melambangkan
Tuhan yang abadi, tanpa awal dan akhir.
Karena lingkaran tidak mempunyai awal dan tidak
mempunyai akhir, maka lingkaran melambangkan
Tuhan yang abadi, tanpa awal dan akhir.
Lingkaran Adven selalu dibuat dari daun-daun evergreen.
Dahan-dahan evergreen, sama seperti namanya
'ever green' - senantiasa hijau, senantiasa hidup.
Evergreen melambangkan Kristus, Yang mati
namun hidup kembali untuk selamanya.
Evergreen juga melambangkan keabadian jiwa kita.
Kristus datang ke dunia untuk memberikan
kehidupan yang tanpa akhir bagi kita.
Tampak tersembul di antara daun-daun evergreen
yang hijau adalah buah-buah beri merah.
Buah-buah itu serupa tetesan-tetesan darah,
lambang darah yang dicurahkan oleh
Kristus demi umat manusia.
Buah-buah itu mengingatkan kita bahwa Kristus datang
ke dunia untuk wafat bagi kita dan
dengan demikian menebus kita.
Oleh karena Darah-Nya yang tercurah itu,
kita beroleh hidup yang kekal.
Dahan-dahan evergreen, sama seperti namanya
'ever green' - senantiasa hijau, senantiasa hidup.
Evergreen melambangkan Kristus, Yang mati
namun hidup kembali untuk selamanya.
Evergreen juga melambangkan keabadian jiwa kita.
Kristus datang ke dunia untuk memberikan
kehidupan yang tanpa akhir bagi kita.
Tampak tersembul di antara daun-daun evergreen
yang hijau adalah buah-buah beri merah.
Buah-buah itu serupa tetesan-tetesan darah,
lambang darah yang dicurahkan oleh
Kristus demi umat manusia.
Buah-buah itu mengingatkan kita bahwa Kristus datang
ke dunia untuk wafat bagi kita dan
dengan demikian menebus kita.
Oleh karena Darah-Nya yang tercurah itu,
kita beroleh hidup yang kekal.
Empat batang lilin diletakkan sekeliling Lingkaran Adven,
tiga lilin berwarna ungu dan yang lain
berwarna merah muda.
Lilin-lilin itu melambangkan keempat minggu dalam
Masa Adven, yaitu masa persiapan kita menyambut Natal.
Setiap hari, dalam bacaan Liturgi Perjanjian Lama
dikisahkan tentang penantian bangsa Yahudi akan
datangnya Sang Mesias, sementara dalam
Perjanjian Baru mulai diperkenalkan tokoh-tokoh
yang berperan dalam Kisah Natal.
Pada awal Masa Adven, sebatang lilin dinyalakan,
kemudian setiap minggu berikutnya
lilin lain mulai dinyalakan.
Seiring dengan bertambah terangnya Lingkaran Adven
setiap minggu dengan bertambah banyaknya lilin yang
dinyalakan, kita pun diingatkan bahwa kelahiran
Sang Terang Dunia semakin dekat.
Semoga jiwa kita juga semakin menyala
dalam kasih kepada Bayi Yesus.
tiga lilin berwarna ungu dan yang lain
berwarna merah muda.
Lilin-lilin itu melambangkan keempat minggu dalam
Masa Adven, yaitu masa persiapan kita menyambut Natal.
Setiap hari, dalam bacaan Liturgi Perjanjian Lama
dikisahkan tentang penantian bangsa Yahudi akan
datangnya Sang Mesias, sementara dalam
Perjanjian Baru mulai diperkenalkan tokoh-tokoh
yang berperan dalam Kisah Natal.
Pada awal Masa Adven, sebatang lilin dinyalakan,
kemudian setiap minggu berikutnya
lilin lain mulai dinyalakan.
Seiring dengan bertambah terangnya Lingkaran Adven
setiap minggu dengan bertambah banyaknya lilin yang
dinyalakan, kita pun diingatkan bahwa kelahiran
Sang Terang Dunia semakin dekat.
Semoga jiwa kita juga semakin menyala
dalam kasih kepada Bayi Yesus.
Warna-warni keempat lilin juga memiliki makna tersendiri.
Lilin ungu sebagai lambang pertobatan.
Warna ungu mengingatkan kita bahwa Adven adalah
masa di mana kita mempersiapkan jiwa kita untuk
menerima Kristus pada Hari Natal.
Lilin merah muda dinyalakan pada Hari Minggu Adven III
yang disebut Minggu 'Gaudete'.
'Gaudete' adalah bahasa Latin yang berarti 'sukacita',
melambangkan adanya sukacita di tengah masa
pertobatan karena sukacita Natal hampir tiba.
Warna merah muda dibuat dengan
mencampurkan warna ungu dengan putih.
Artinya, seolah-olah sukacita yang kita alami pada
Hari Natal (yang dilambangkan dengan warna putih)
sudah tidak tertahankan lagi dalam masa pertobatan ini
(ungu) dan sedikit meledak dalam Masa Adven.
Pada Hari Natal, keempat lilin tersebut digantikan
dengan lilin-lilin putih - masa persiapan kita telah usai
dan kita masuk dalam sukacita yang besar.
Lilin ungu sebagai lambang pertobatan.
Warna ungu mengingatkan kita bahwa Adven adalah
masa di mana kita mempersiapkan jiwa kita untuk
menerima Kristus pada Hari Natal.
Lilin merah muda dinyalakan pada Hari Minggu Adven III
yang disebut Minggu 'Gaudete'.
'Gaudete' adalah bahasa Latin yang berarti 'sukacita',
melambangkan adanya sukacita di tengah masa
pertobatan karena sukacita Natal hampir tiba.
Warna merah muda dibuat dengan
mencampurkan warna ungu dengan putih.
Artinya, seolah-olah sukacita yang kita alami pada
Hari Natal (yang dilambangkan dengan warna putih)
sudah tidak tertahankan lagi dalam masa pertobatan ini
(ungu) dan sedikit meledak dalam Masa Adven.
Pada Hari Natal, keempat lilin tersebut digantikan
dengan lilin-lilin putih - masa persiapan kita telah usai
dan kita masuk dalam sukacita yang besar.
Pada kaki setiap lilin, atau pada kaki Lingkaran Adven,
ditempatkan sebuah mangkuk berwarna biru.
Warna biru mengingatkan kita pada Bunda Maria,
Bunda Allah, yang mengandung-Nya di dalam rahimnya
serta melahirkan-Nya ke dunia pada hari Natal.
ditempatkan sebuah mangkuk berwarna biru.
Warna biru mengingatkan kita pada Bunda Maria,
Bunda Allah, yang mengandung-Nya di dalam rahimnya
serta melahirkan-Nya ke dunia pada hari Natal.
Lingkaran Adven diletakkan di tempat
yang menyolok di gereja.
Para keluarga memasang Lingkaran Adven
yang lebih kecil di rumah mereka.
Lingkaran Adven kecil ini mengingatkan mereka akan
Lingkaran Adven di Gereja dan dengan demikian
mengingatkan hubungan antara
mereka dengan Gereja.
Lilin dinyalakan pada saat makan bersama.
Berdoa bersama sekeliling meja makan mengingatkan
mereka akan meja perjamuan Tuhan di mana mereka
berkumpul bersama setiap minggu untuk merayakan
perjamuan Ekaristi - santapan dari Tuhan bagi jiwa kita.
yang menyolok di gereja.
Para keluarga memasang Lingkaran Adven
yang lebih kecil di rumah mereka.
Lingkaran Adven kecil ini mengingatkan mereka akan
Lingkaran Adven di Gereja dan dengan demikian
mengingatkan hubungan antara
mereka dengan Gereja.
Lilin dinyalakan pada saat makan bersama.
Berdoa bersama sekeliling meja makan mengingatkan
mereka akan meja perjamuan Tuhan di mana mereka
berkumpul bersama setiap minggu untuk merayakan
perjamuan Ekaristi - santapan dari Tuhan bagi jiwa kita.
Jadi, nanti jika kalian melihat atau memasang
Lingkaran Adven, jangan menganggapnya
sebagai hiasan yang indah saja.
Ingatlah akan semua makna yang dilambangkannya,
karena Lingkaran Adven hendak mengingatkan kita
akan perlunya persiapan jiwa sehingga kita dapat
sepenuhnya ambil bagian dalam sukacita besar
Kelahiran Kristus, Putera Allah, yang telah
memberikan Diri-Nya bagi kita agar kita
beroleh hidup yang kekal.
Lingkaran Adven, jangan menganggapnya
sebagai hiasan yang indah saja.
Ingatlah akan semua makna yang dilambangkannya,
karena Lingkaran Adven hendak mengingatkan kita
akan perlunya persiapan jiwa sehingga kita dapat
sepenuhnya ambil bagian dalam sukacita besar
Kelahiran Kristus, Putera Allah, yang telah
memberikan Diri-Nya bagi kita agar kita
beroleh hidup yang kekal.
sumber : "The Symbolism of the Advent Wreath"
by Father Peffley; Father Peffley's Web Site;
www.transporter.com/fatherpeffley
by Father Peffley; Father Peffley's Web Site;
www.transporter.com/fatherpeffley
Diperkenankan mengutip / menyebarluaskan artikel di atas
dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Francis J. Peffley
dengan mencantumkan: “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Francis J. Peffley