Jumat, 19 November 2010

MENJADI SAKSI KRISTUS YANG NYATA

Sekedar mengingat kembali apa yg telah ditulis oleh Ketua Dewan Stasi St Petrus Rasul, bisa kita jadi refleksi baru untuk menuju ke Paroki Baru di Timur Jakarta.

Yesus  sdr/i dalam menjalani hidup tidak dangkal, dipermukaan saja ataunyaman-nyaman saja melainkan berani masuk ke "dalam" lagi; demikian refleksi yang disampaikan Rm. Hardi Jantan Darmawan, Pr pada Rekoleksi Katekis Paroki St. Arnoldus Janssen di Hotel Sitameang, Bogor 8-9 Agustus 2009 di sesion pertama.
Lectio Divina (bacaan ilahi) suatu metode yang digunakan dalam rekoleksi tsb. dengan tema "Menjadi saksi Kristus yang nyata" dimana Romo mengambil dari Injil LUKAS 5:1-11, bersama Lukas berziarah dalam hidup /menggali semangat katekis. Lukas menulis Injil untuk orang kecil. Ia menyampaikan kabar gembira bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok saja tetapi untuk kepentingan semua orang yang mendambakan kebahagiaan sejati ( Menjadi saksi Kristus yang nyata ) termasuk bagi para katekis. 

Maka kini bersama Lukas kita mau berziarah sambil menerangi apa yang telah kita lakukan. Lebih jauh Rm mengutip dari Lukas 9:57-62 Yesus menuntut penyerahan diri kita secara total atau beriman radikal. Ada 3 yang dicontohkan Lukas terhadap tuntutan dari Allah tersebut yakni :
  1.  "Seseorang" (tua-muda, kaya-miskin dst ) mengucapkan sangat indah, tegas, sedia & sempurna : Aku akan mengikut Engkau kemana saja Engkau pergi. Jadi jelas janji mengikut Yesus hanya berarti kalau orang keluar dari liangnya, berani keluar dari sarangnya yang memberi rasa aman.
  2.  "Seorang lain "(tak bernama, tak berumur tak berasal) menjawab dengan minta yang sah, benar dan berperasaan; agar dapat menguburkan ayahnya dulu. Jadi orang ini masih terikat dengan tradisi leluhur, belum tahu prioritas Kerajaan Allah dan mewujudkan tuntutan Injil.
  3.  "Seorang lain lagi" (seorang dari kita) bersikap segera : Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanla h aku pamitan dahulu dengan keluargaku. Jadi orang ini terikat pada masa lampaunya, pada sahabat-sahabtnya, sejarah danpengetahuan.
Proses pemuridan (termasuk menjadi katekis sejati) bukan karena pilihan kita tetapi Tuhan Yesus yang memilih, kita menanggapi panggilan itu.

Bagaimana dengan saya ?

(Dikutip tulisan antonwb@gmail.com  
dari Milis Stasi St. Petrus Rasul Tambun Wed Oct 20, 2010 9:34 pm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar